Sebagai realita, dunia hiburan merupakan dunia yang tak luput dari kehidupan kita, dan seakan hidup kita takkan lengkap tanpanya disamping penatnya hari dan segala aktivitas yang menyita pikiran yang terkesan membosankan.
Dunia hiburan tidaklah selalu mesti kita dapatkan dengan berjalan-jalan, berhura-hura, menyewa badut juga menghabiskan uang. Televisi adalah salah satu media sederhana yang sangat menghibur kita karena media hiburan tersebut tidak memandang usia maupun golongan, hanya waktu luang yang kita perlukan. Tak percaya, pada umumnya sebagian masyarakat terutama anak-anak rela berjam-jam duduk di depan televisi untuk menonton siaran televisi kesukaannya. Saat menonton televisi, penat di hati, tugas yang berat, pajak yang menumpuk, masalah – masalah yang dihadapi penonton pasti sejenak terlupakan.
Saat ini ada belasan saluran tv dengan skala cakupan siaran nasional dan puluhan atau bahkan ratusan stasiun tv lokal pada tiap wilayah. Semua berlomba menayangkan acara yang terbaik agar ditonton banyak orang agar rating meningkat dan akhirnya pemasukan pendapatan dari iklan pun mengalir deras. Berbagai ragam acara TV ditayangkan. Dimulai dari genre humor, kartun, musik, horror, reality show, box office, legenda, kuliner, wisata dan yang paling menjamur pada saat ini adalah sinetron.
Sinetron??? Yah, sinetron adalah singkatan dari sinema elektronik yang merupakan salah satu acara tv yang disukai masyarakat secara umum terutama di Indonesia. Bahkan, sebagian masyarakat telah hafal jam tayang sinetronnya, dan tak mau sedetik pun melewatkan sinetron tersebut layaknya kecanduan. Nah, bagaimana perkembangan sinetron di Indonesia?
Perkembangan sinetron di Indonesia berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan jumlah stasiun televisi. Hampir setiap tv nasional di Indonesia menayangkan berbagai judul sinetron andalannya. Pada umumnya, kebanyakan sinetron Indonesia mengambil tema percintaan yang diperankan remaja sehingga sekarang banyak artis remaja yang menjamur dibandingkan artis senior.
Namun pada umumnya sinetron di negara kita ini sebagian besar hanya menonjolkan pada sisi cerita dan rating saja tanpa memperdulikan efek yang ditimbulkan oleh sinetron-sinetron itu.
Di bawah ini adalah beberapa ciri sinetron khas Indonesia:
- Bercerita tentang seseorang yang penuh penderitaan lahir batin (lemah daya).
- Ada tokoh antagonis yang sadis dengan akting yang berlebihan dan tidak wajar selayaknya penjahat normal.
- Biasanya bahagia di akhir cerita alias happy ending.
- Semakin tokohnya menderita penuh tangisan semakin bagus.
- Kadang kalau cerita habis, dibuat cerita tambahan yang terkadang terlihat maksa.
- Tokoh utamanya dipilih yang ganteng & cantik saja
- Tidak sesuai dengan perilaku dan gaya hidup di daerah mana pun di Indonesia.
- Memperlihatkan dan mengumbar kemewahan duniawi.
- Kurangnya isi pesan / makna positif di balik cerita.- Cerita dibuat berseri dengan akhir yang ngambang supaya yang nonton jadi penasaran.
Seorang korban sinetron mungkin secara tidak sadar akan meniru pengaruh buruk apa yang ia tonton di tv. Bisa jadi dari sisi berpakaian dan dandanan yang kurang sopan dan wajar, sisi perilaku peran antagonis, sisi peran utama yang menerima penderitaan tanpa usaha dan hanya menanti uluran bantuan orang lain, meniru adegan-adegan tertentu yang dinilai aneh bagi masyarakat, membuat orang-orang desa bermimpi bisa kaya raya seperti di tv dan dapat memicu urbanisasi, dan sebagainya.
Sebagai saran,sebaiknya penonton menghindari sinetron berseri yang tidak mendidik karena hanya akan buang-buang waktu saja. Pilihlah tayangan televisi yang tidak bersambung dan bikin penasaran, karena yang demikian dapat memperbudak kita agar terus-menerus nonton sinetron itu tanpa boleh tidak nonton sekalipun.
Sebaiknya tonton saja acara berita, dialog, lawak lepas, dan sebagainya yang tidak bersambung sehingga waktu yang ada bisa kita dedikasikan untuk keluarga tercinta atau kegiatan lain yang bermanfaat. Untuk para pembuat sinetron harus menyadari bahwa masyarakat Indonesia butuh motivasi dan bimbingan untuk keluar dari krisis ekonomi dan moral sehingga mereka sewajarnya menciptakan sinetron yang dapat memperbaiki kondisi bangsa ini.
Selain dari ciri sinetron diatas, ciri lain yang tak kalah pentingnya adalah sinetron Indonesia kebanyakan adalah hasil plagiat dari film asing.
Berikut film-film yang disinyalir hasil plagiat oleh bangsa kita :
1. Benci Bilang Cinta (Goong / Princess Hours - korean drama)
2. Benci Jadi Cinta (My Girl -Korean drama)
3. Impian Cinderella (Prince Who Turns Into Frogs - taiwan drama)
4. Cowok Impian (It Started With A Kiss - taiwan drama)
5. Putri Kembar (100% Senorita / Twins - taiwan drama)
6. Dua Hati Satu Cinta (Qin Shen Shen Yu Meng Meng / Kabut Cinta -
Taiwan drama)
7. Sumpeh Gue Sayang Loe (Smile Pasta - taiwan drama)
8. Kau Masih Kekasihku (At The Dolphin Bay - taiwan drama)
9. Pangeran Penggoda (Devil Beside You - taiwan drama)
10. Rahasia Pelangi (Love Apart A Moment - taiwan drama)
11. 2 Hati (Snow Angel - taiwan drama)
12. Berani Tampil Beda (Magicians of Love / Ai Qing Mo Fa Shi- Taiwan
drama) -
13. Benar-benar cinta (Devil Beside You - taiwan drama)
14. Bukan Diriku (Anything For You - japanese drama)
15. Pengantin Remaja (My Little Bride - korean drama)
16. Bintang (HZGG - taiwan drama)
17. Pacarku Besar Sekali - ftv (My Name is Kim Sam Soon - korean drama)
18. Katakan Kau Mencintaiku (Sad Love Song - korean drama)
19. Cincin (Beautiful Days - Korean drama)
20. Liontin (Glass Shoes - Korean drama)
21. Wulan (Term of endearment)
22. Intan (Be Strong Geum Soon - Korean drama)
23. I love you, Boss! (Bright Girl's Success Story - korean drama)
24. Buku Harian Nayla (1 litre of tears - japanese drama)
25. Janji Jaya (My Name is Kim Sam Soon - korean drama)
26. Cinta Remaja (My Sassy Girl Choon Hyang - korean drama)
27. Darling (My Name is Kim Sam Soon - korean drama)
Indonesia pada dasarnya adalah bangsa yang "kaya", kaya akan budaya, sumber daya alam. Tentunya itu semua sudah menjadi rahasia umum, karena terbukti selama bertahun-tahun kita dijajah oleh bangsa asing lantaran tergiur oleh kekayaan sumber daya alam yang ada di negara kita. Pertanyaan yang tepat di sini apakah kita sudah merdeka? Apakah merdeka secara jasmani saja sudah cukup? Merdeka dalam artian menciptakan sesuatu bagi bangsa Indonesia mungkin masih jauh dari sempurna. Apakah budaya plagiat akan berakar di masyarakat Indonesia, sehingga kita di cap bangsa plagiator???